Tuesday, February 6, 2018

Sistem Operasi GNU Linux

1991.Proyek GNU ini diluncurkan pada tahun 1984 untuk mengembangkan
sebuah sistem operasi lengkap mirip UNIX berbasis perangkat lunak bebas:
yaitu sistem GNU (GNU merupakan akronim berulang dari “GNU’s Not Unix”;
GNU dilafalkan dengan “genyu”). Varian dari sistem operasi GNU, yang
menggunakan kernel Linux, dewasa ini telah digunakan secara meluas.Walau
pun sistem ini sering dirujuk sebagai “Linux”, sebetulnya lebih tepat jika disebut sistem GNU/Linux. Ada salah satu fitur atau kemampuan yang sangat menarik
dari GNU/Linux yang belum ada pada sistem operasi populer lainnya, yaitu
menjalankan sistem operasi dan aplikasi lengkap tanpa menginstalnya di hard
disk. Dengan cara ini dengan mudah kita dapat menggunakan GNU/Linux di
komputer orang lain karena tak perlu menginstalnya (tak perlu mengutak-atik
hard disk dan partisinya). Sejarah sistem operasi Linux berkaitan erat dengan
proyek GNU, proyek program bebas freeware terkenal diketuai oleh Richard
Stallman. Proyek GNU diawali pada tahun 1983 untuk membuat sistem operasi
seperti Unix lengkap — kompiler, utiliti aplikasi, utiliti pembuatan dan seterusnya — diciptakan sepenuhnya dengan perangkat lunak bebas. Pada tahun 1991,
pada saat versi pertama kerangka Linux ditulis, proyek GNU telah menghasilkan
hampir semua komponen sistem ini — kecuali kernel.Torvalds dan pembuat
kernel seperti Linux menyesuaikan kernel mereka supaya dapat berfungsi
dengan komponen GNU, dan seterusnya mengeluarkan Sistem operasi yang
cukup berfungsi.Oleh karena itu, Linux melengkapi ruang terakhir dalam
rancangan GNU.

Beberapa distro Linux Live CD yang banyak dipakai antara lain Knoppix,
SUSE Live Eval, Mandrake Move, Gentoo Live CD, Slackware Live CD dll.
Meskipun bentuknya Live CD, tetapi distro tersebut memiliki fungsi yang sama
dengan distro-distro terinstal. Di dalam CD tersebut, sudah terdapat paket-paket
umum yang biasa kita jumpai di distro Linux besar, seperti: OpenOffice, KOffice,
XMMS, GIMP, Konqueror, dan sebagainya. Namun ada beberapa pengecualian,
yaitu beberapa paket yang memang sangat besar dan kiranya tidaklah umum
digunakan oleh home user, mengingat kapasitas CD yang terbatas, yaitu sekitar
700MB.

Kepraktisan itu ada batasnya karena selama operasionalnya, Linux Live CD
tidak mempunyai sebuah tempat khusus di dalam harddisk. Linux Live CD hanya
memiliki tempat di memori utama (RAM), sehingga setelah di-restart, semua isi RAM akan dikosongkan dan Linux Live CD harus melakukan inisialisasi ulang
untuk mendeteksi semua perangkat keras yang dimiliki oleh user. Selain itu,
kinerja dari Linux Live CD sendiri juga tidak bisa maksimal, karena kecepatan
komputer untuk mengakses CD-ROM jauh lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mengakses harddisk.

Dalam ilmu komputer, kernel adalah suatu perangkat lunak yang menjadi
bagian utama dari sebuah sistem operasi.Tugasnya melayani bermacam
program aplikasi untuk mengakses perangkat keras komputer secara
aman.Istilah Linux sebetulnya hanya mengacu pada kernel dari suatu sistem
operasi.Kernel adalah Jembatan antara hardware dan aplikasi-aplikasi yg
menterjemahkan bahasa software sehingga mampu dimengerti dan diproses oleh hardware sesuai dengan permintaan. Karena akses terhadap perangkat keras terbatas, sedangkan ada lebih dari satu program yang harus dilayani dalam waktu yang bersamaan, maka kernel juga bertugas untuk mengatur kapan dan berapa lama suatu program dapatmenggunakan satu bagian perangkat keras tersebut.Hal tersebut dinamakan sebagai multiplexing.Akses
kepada perangkat keras secara langsung merupakan masalah yang kompleks,
oleh karena itu kernel biasanya mengimplementasikan sekumpulan abstraksi hardware. Abstraksi-abstraksi tersebut merupakan sebuah cara untuk
menyembunyikan kompleksitas, dan memungkinkan akses kepada perangkat
keras menjadi mudah dan seragam. Sehingga abstraksi pada akhirnya
memudahkan pekerjaan programer. Sebuah kernel sistem operasi tidak harus ada dan dibutuhkan untuk menjalankan sebuah komputer.Program dapat langsung dijalankan secara langsung di dalam sebuah mesin (contohnya adalah CMOS Setup) sehingga para pembuat program tersebut membuat program tanpa adanya dukungan dari sistem operasi atau hardware abstraction. Cara kerja seperti ini, adalah cara kerja yang digunakan pada zaman awal-awal dikembangkannya komputer (pada sekitar tahun 1950). Kerugian dari diterapkannya metode ini adalah pengguna harus melakukan reset ulang komputer tersebut dan memuatkan program lainnya untuk berpindah program, dari satu program ke program lainnya. Selanjutnya, para pembuat program tersebut membuat beberapa komponen program yang sengaja ditinggalkan di dalam komputer, seperti halnya loader atau debugger, atau dimuat dari dalam ROM (Read-Only Memory). Seiring dengan perkembangan zaman komputer yang mengalami akselerasi yang signifikan, metode ini selanjutnya membentuk apa yang disebut dengan kernel sistem operasi.

Selanjutnya, para arsitek sistem operasi mengembangkan kernel sistem
operasi yang pada akhirnya terbagi menjadi empat bagian yang secara desain berbeda, sebagai berikut:

• Monolithic Kernel. Monolithic kernel mengintegrasikan banyak fungsi di dalam kernel dan menyediakan lapisan abstraksi perangkat keras secara penuh terhadap perangkat keras yang berada di bawah sistem operasi.
 
• Microkernel. Microkernel menyediakan sedikit saja dari abstraksi perangkat keras dan menggunakan aplikasi yang berjalan di atasnya— yang disebut dengan server—untuk melakukan beberapa fungsionalitas lainnya.
 
• Hybrid kernel. Hybrid kernel adalah pendekatan desain microkernel yang dimodifikasi. Pada hybrid kernel, terdapat beberapa tambahan kode di dalam ruangan kernel untuk meningkatkan performanya.
 
• Exokernel. Exokernel menyediakan hardware abstraction secara minimal, sehingga program dapat mengakses hardware secara langsung.

Dalam pendekatan desain exokernel, library yang dimiliki oleh sistem operasi 
dapat melakukan abstraksi yang mirip dengan abstraksi yang dilakukan
dalam desain monolithic kernel.
Open source adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu orang/lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Pola pengembangan ini mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada
orang banyak. Pengembangan Linux bersifat open source artinya source code dari aplikasi pembentuk sistem dan aplikasi lainnya diberikan secara terbuka sehingga setiap orang dapat melakukan modifikasi atau kustomisasi sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.

Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir
dan mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan
dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik.Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi
kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas
tanpa tanggung jawab.Pada intinya konsep sumber terbuka adalah membuka
“kode sumber” dari sebuah perangkat lunak.Konsep ini terasa aneh pada
awalnya dikarenakan kode sumber merupakan kunci dari sebuah perangkat
lunak. Dengan diketahui logika yang ada di kode sumber, maka orang lain
semestinya dapat membuat perangkat lunak yang sama fungsinya. Sumber
terbuka hanya sebatas itu.Artinya, dia tidak harus gratis.Definisi sumber terbuka yang asli adalah seperti tertuang dalam OSD (Open Source Definition)/Definisi
sumber terbuka.Pergerakan perangkat lunak bebas dan sumber terbuka saat ini
membagi pergerakannya dengan pandangan dan tujuan yang berbeda.Sumber terbuka adalah pengembangan secara metodelogi, perangkat lunak tidak bebas adalah solusi suboptimal.Bagi pergerakan perangkat lunak bebas, perangkat lunak tidak bebas adalah masalah sosial dan perangkat lunak bebas adalah solusi.

10 Distro Linux Yang Cocok Untuk Server

1. Ubuntu

Ubuntu merupakan distro linux yang berbasis Debian berada dalam kelas dengan sendirinya. Ini melampaui semua distro lain dari segi instalasinya yang sederhana dan dibantu dengan dukungan kinerja hardware yang sangat baik untuk kebutuhan komersial kelas dunia,dan tentunya ubuntu juga menjadi pilihan dalam membuat sebuah server jaringan.

2. Red Hat

Red Hat Enterprise Linux (RHEL) adalah sebuah perusahaan Linux kecil yang
sekarang menjadi kekuatan utama dalam upaya untuk rackspace data center.
Dan Redhat ini banyak dijadikan pilihan untuk dibuat menjadi server meskipun ada
beberapa paket yang memerlukan biaya untuk memilikinya

3. SUSE

SUSE Linux adalah distro milik novell suse linux juga dijadikan pilihan yang tidak
kalah dari distro lainnya,dan banyak juga yang tidak tanggung tanggung untuk
memilih suse sebagai os pribadi maupun server

4. Mandriva

Mandriva adalah sistem operasi linux server yang mungkin agak asing.linux ini
berasal dari Perancis dan klaim penerimaan ekstrim di Eropa dan Amerika Selatan. Hal ini, seperti klaim situsnya, penyedia Linux di seluruh dunia.Namanya dan konstruksinya berasal dari Mandrake Linux dan Connectiva distribusi Linux.

5. Xandros

Jika Anda lebih memilih distribusi Linux dengan koneksi Microsoft, Xandros adalah satu pilihan yang tepat untuk Anda. Rumor mengenai, Xandros dan Microsoft berkolaborasi dalam apa yang dikenal di kalangan teknis sebagai "cooperatition." Ini berarti bahwa mereka bersaing secara kooperatif.

6. Slackware

Slackware yang meruapakan distro milik Patrick Volkerding adalah salah satu sistem operasi yang free atau gratis Meskipun tidak umumnya terkait dengan distribusi komersial, Slackware mempertahankan hubungan dengan beberapa perusahaan yang memberikan dukungan fee-based. Salah satu distro awal yang tersedia, Slackware memiliki basis penggemar yang luas dan setia.Pengembang secara teratur merilis versi baru dan keunggulan fitur di tiap perbaharuannya.

7. Debian

Debian adalah sistem operasi yang tidak memiliki dukungan komersial formal, tetapi Anda dapat terhubung dengan konsultan Debian-savvy di seluruh dunia melalui halaman Konsultan mereka. Debian telah melahirkan anak distribusi lebih dari distribusi linux lainnya, seperti Ubuntu, Linux Mint dan Vyatta.

8. Vyatta

Linux Vyatta memiliki kelelebih dalam pengaturan router dan firewall dari sistem berbasis PC tetapi jika Anda ingin distribusi komersial-driven untuk aplikasi tersebut, Vyatta bekerja dengan baik untuk kebutuhan pada media komunikasi dan tentunya sangat aman dan terjangkau.Vyatta Linux Juga memiliki versi gratis.

9. CentOS

Memang benar bahwa CentOS tidak sepenuhnya komersial tetapi karena didasarkan pada Red Hat Enterprise Linux, Anda dapat memanfaatkan dukungan komersial untuk itu. CentOS memiliki repositori sendiri dan dukungan masyarakat dan tidak
sama dengan Fedora Linux.

10. Unbreakable Linux

Oracle Unbreakable Linux Red Hat Enterprise Linux dengan beberapa logo Oracle
dan seni.Oracle bersaing langsung dengan Red Hat dengan distribusi dan cukup efektif, karena dukungan dibeli melalui Oracle adalah setengah harga dari model setara Red Hat.

0 comments: